Langsung ke konten utama

kasus BPHTB: hak baru yg diatasnya ada bangunan

dalam hal peristiwa perolehan hak atas tanah dan bangunan karena pemberian hak baru di luar pelepasan hak yang di atasnya terdapat bangunan, maka:
1. apabila bangunan tsb telah didirikan/dimiliki oleh penerima hak sebelum UU BPHTB diberlakukan (1 Juli 1998), maka atas perolehan tsb hanya terutang bPHTB atas tanah saja.
2. dalam hal bangunan tsb telah didirikan/dimiliki oleh penerima hak setelah UU BPHTB diberlakukan (1 Juli 1998, maka atas perolehan hak tersebut terutang BPHTB atas tanah dan bangunan.

(SE 10/PJ.6/1999)

Pembuktian bahwa bangunan sebagaimana tersebut di atas didirikan / dimiliki oleh penerima hak sebelum atau sesudah UU BPHTB diberlakukan antara lain dengan :
a. Surat Ijin Mendirikan bangunan/Pemutihan ijin Membangun, atau
b. Surat keterangan lainnya, dan
c. Kondisi fisik bangunan

dalam banyak kasus, Kantor Pajak biasanya mendasarkan pemeriksaan bangunan pada IMB dan kondisi fisik bangunan.


Yang dimaksud Pemberian Hak di Luar pelepasan Hak adalah pemberian hak dalam rangka Ajudikasi.


Tambahan dari mas Iman Prasetyo

Yang pertama diperhatikan dalam kasus BPHTB dalam kasus JUAL BELI adalah:
1. Apabila atas tanah tersebut tidak memiliki HAK (HM, HGB, H Pakai, HM SRS atau hak Pengelolaan),
maka atas semua JUAL BELI tanah tersebut TIDAK TERHUTANG BPHTB sebanyak apapun transaksinya,
BPHTB akan terhutang pada saat didaftarkan ke BPN dan dikategorikan pada PEMBERIAN HAK BARU
(karena tanah tersebut belum ada HAK-nya)
Jadi benar BPHTB diterapkan pada kondisi saat dimana DIterbitkannya Surat Keputusan Pemberian Hak oleh BPN.
Kondisi pada saat itu dijadikan dasar dalam perhitungan BPHTB. Apabila pada saat itu sudah ada bangunan, menurut saya tetap dikenakan atas tanah dan bangunan.

2. Apabila Tanah Tersebut sudah memiliki HAK,
Maka saat terhutang BPHTB adalah SEJAK TANGGAL dibuat dan ditandatanganinya AKTA, sebanyak itu transaksi dengan menggunakan AKTA sebanyak itu pula terhutang BPHTB,
walaupun ybs baru mendaftarkan setelah transaksi yang ke sekian kalinya..
Misal : dia sudah transaksi pada tahun 2002 (berdasarka Akte Notaris dan tanahnya sudah bersertifikat).
Jika dia mendaftarkannya sekarang (tahun 2008) , maka sepanjang dia sudah membayar BPHTB pada tahun 2002 ,
maka di tahun 2008 untuk balik namanya ke BPN sudah tidak terhutang BPHTB karena sudah dibayarkan pada saat terhutangnya
yaitu saat ditandatanganinya AKTA (tahun 2002)

Perlu diketahui BPHTB hanya mengakui JUAL BELI lewat NOTARIS itupun terhadap tanah yang memiliki HAK, jual beli dibawah tangan tidak diakui dan tidak terhutang BPHTB.
pada kasus anda saya mengasumsikan:
1. tanah tersebut belum bersertifikat karena dari statement anda dia baru mendaftarkan pada tahun 2008 ke BPN.
2. Atas tanah belum bersertifikat tidak terhutang BPTB walaun jual beli dilakukan di depan NOTARIS.
3. Terhutang BPHTB adalah saat pendaftaran untuk diberikan hak baru.
4. Perhitungan BPHTB berdasarkan kondisi saat itu juga...(saat tanggal ditandatangani dan diterbitkan surat keputusan pemberian hak)

Mudah-mudahan cukup jelas dan membantu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Membayar pajak?

CARA MEMBAYAR PAJAK Mau bayar pajak, tapi bingung bagaimana caranya? Jangan salah, Pajak tidak dibayar di kantor pajak, apalagi membayar ke orang pajak. Pembayaran pajak hanya dapat dilakukan di bank persepsi dan kantor pos. Meskipun begitu, Saat ini pajak bisa dibayar dengan banyak keleluasaan seperti melalui teller langsung, atm maupun via internet banking. Yang pertama harus anda lakukan adalah memastikan dulu pajak apa yang akan anda bayar .  Untuk pembayaran pajak, terdapat  Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran menyesuaikan dengan pajak apa yang akan anda bayar.  Untuk rinciannnya silakan Lihat Disini atau disini .   Sedangkan uraian pembayaran silakan diisi dengan penjelasan ringkas tentang apa yang a nda bayar misal, PPh Final jual beli tanah Jl Batu no 5 malang, dll Yang disebut Masa Pajak adalah bulan, sedangkan  Tahun Pajak adalah tahun pajak tersebut terhutang. Yang kedua adalah membuat kode billing Kode billing adalah kode tagih

Kasus BPHTB: Pembatalan jual beli

A telah membayar SSB BPHTB atas transaksi jual beli sebidang tanah. karena suatu hal penjual membatalkan kesepakatan jual beli, ( sebelum akta dibua t) . atas pembatalan tsb, A dapat meminta kembali (restitusi) uang yang telah terlanjur di setorkan tsb kepada Kantor pelayanan Pajak setempat. syarat pengajuan restitusi : 1. Surat Pengajuan permohonan Restitusi 2. Fotocopy KTP/KK 3. Fotocopy SPPT PBB berikut pelunasannya (STTS) 4. Asli SSB BPHTB yang dimintakan restitusi 5. Keterangan dari Notaris/PPAT dalam banyak kasus, KPP selalu meminta nomor rekening dari pemohon karena restitusi biasanya hanya dilayani melalui transfer Bank. Tambahan dari mas Iman Prasetyo Apabila Akte sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak dan notaris, maka SSB yang telah dibayar TIDAK DAPAT DI RESTITUSI Coba Saudara Pelajari: 1. Penjelasan pasal 21 UU BPHTB 2. S-471/PJ.331/2000 tanggal 27 Oktober 2000, mungkin itu dapat ditambahkan pada artikel saudara DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Pajak Untuk UMKM

Bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah ( UMKM ), dengan diterbitkannya PP 46 tahun 2013, perhitungan pajak tidak lagi menjadi sesuatu yang susah untuk dikerjakan. www.berbagipajak.blogspot.co.id Ya, PP 46 telah menyederhanakan cara perhitungan pajak yang super njlimet menjadi perhitungan super sederhana. Rumusnya                     PAJAK =  1 % X OMZET nilai pajak dihitung per bulan, dan dibayar per bulan juga maksimal tanggal 15 bulan berikutnya. cara membayar pajaknya adalah : 1.   anda buat catatan omzet per bulan 2.   Hitung pajaknya dengan mengalikan omzet X 1 % (satu persen) 3.   Buat kode billing.   kode setoran adalah 41128-420       Untuk pembuatan kode billing, ikuti link berikut: CARA BUAT KODE BILLING 4.  bayar ke Bank / kantor Pos / ATM dengan membawa kode billing tersebut pada akhir tahun, anda buat resume omzet selama setahun dan memasukkannya ke dalam SPT pada kolom penghasilan final dan bersifat final pada baris nomor 16. isi da